Colosseum atau Koloseum adalah bangunan arsitektur Romawi yang merupakan tempat pertunjukan besar dan berbentuk elips. Bangunan ini menjadi salah satu keajaiban dunia yang terletak di Italia, Roma. Colosseum ini didirikan oleh wali kota Vespasian pada masa Domitianus tahun 72 M, dan diselesaikan pada tahun 80 M.

Hampir 2.000 tahun setelah dibangun, dua struktur besar dan menakjubkan itu secara teknis bertahan dari gempa bumi, banjir, dan konflik militer. Tapi bagaimana Roma kuno mencapai arsitektur yang monumental dan tahan lama di masa lalu?
Insinyur dan ilmuwan material masih mempelajari struktur Romawi hingga hari ini, dan mereka mengatakan rahasianya adalah perkawinan antara desain yang cerdik dengan resep inovatif untuk beton, bahan yang sangat tahan lama dan mudah beradaptasi yang masih digunakan di seluruh dunia.

Dilansir di Egypt Today, Rabu (16/2), untuk menambah kekuatan bangunan, kapur ditempatkan di air laut. Molekul-molekul air membasahi kapur, yang mengalami reaksi kimia dengan bahan kapur dan membuatnya terikat erat. Ini adalah bentuk kalsium dan aluminium yang kuat. Bahkan, dengan metode ini bangunan yang tidak terendam air pun kokoh. Teknik terampil Romawi, menggunakan batu vulkanik dan abu untuk membangun Colosseum, membuat keajaiban yang terkenal ini tetap utuh.
Kalium terlarut akhirnya mengkonfigurasi ulang “lem” kimia yang membentuk tulang punggung beton yang mengeras, yang mempertahankan dan meningkatkan kekuatan material meskipun mengandung strätlingite yang jauh lebih sedikit,

Sumber :
https://ihram.republika.co.id/berita/r7dyif430/rahasia-orang-romawi-bangun-colosseum-amfiteater-terbesar-di-dunia
https://www.bbc.com/indonesia/vert-tra-59664451
https://www.99.co/id/panduan/arsitektur-romawi