Metode core drill adalah suatu metode yang melakukan pengambilan sampel beton pada suatu struktur sebuah bangunan. sampel yang telah diambil tersebut (bentuk silinder) selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan sebuah pengujian seperti Kuat Tekan, Karbonasi dan Pullout Test.

Dalam sebuah uji bor inti telah di pilih, maka harus ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03):
1. Umur dari beton harus minimal 14 hari.
2. Pengambilan dari contoh silinder beton harus dilakukan pada daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan dari data hasil yang uji contoh beton dari masing – masing bagian struktur. Dari satu daerah beton tersebut diambil satu titik pengambilan sebuah contoh nantinya.
3. Dari satu pengambilan sebuah contoh (daerah beton yang diragukan mutunya) diambil sebanyak 3 titik pengeboran. Pengeboran yang telah dilakukan harus ditempat yang tidak membahayakan sebuah struktur, misalnya jangan terlalu dekat dengan sambungan tulangan, momen maksimum dan juga dari tulangan utama.
4. Pengeboran yang dilakukan harus tegak lurus dengan permukaan pada beton.
5. Lubang bekas pengeboran yang harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama baiknya.

Bila ada beton yang telah diambil sudah berada dalam kondisi yang kering selama masa layanannya, benda tersebut uji silinder beton (hasil bor inti) haruslah dilakukan uji kondisi pada saat kering. Bilang sebuah beton yang di ambil sudah berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder tersebut harus di rendam dahulu minimal 40 jam dan dapat dilakukan pengujian dalam kondisi basah.

Kuatnya dari tekanan beton pada titik pengambilan contoh atau sampel (daerah beton yang diragunkan) maka dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekanan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2 persyaratan sebagai berikut :
1. Kuat tekanan rata – rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc
2. Kuat dari tekanan masing – masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc.

Pelaksanaan Core Drill Test Yang Dilakukan:
1. Alat akan diletakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal yang akan dilakukan pengujian dengan posisi datar.
2. Lalu kemudian harus menyediakan air dengan alat yang ada sistem pompanya.
3. Kemudian air tersebut dimasukkan ke alat Core Drill dengan selang kecil pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut yang digunakan sehingga alat tersebut tidak akan mengalami kerusakan terutama pada mata bor yang berbentuk silinder selama masa proses pengujian coring beton atau coring aspal.
4. Jika semua sudah siap lalu dihidupkan dengan alat tersebut dengan menggunakan tali yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup.
5. Kemudian alat tersebut akan hidup mata bor diturunkan secara perlahan pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada kedalaman yang sudah ditentukan maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas.
6. Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan penjapit yang sudah tersedia, dan setelah itu dilakukan pengukuran tebal dan dimensinya serta diamati sampel tersebut apakah perkerasan tersebut sudah layak untuk digunakan atau tidak.

Pemeriksanaan diatas dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara tepat dan detail susunan struktur dari sebuah konstruksi jalan, jenis perkerasan, persentase susunan atau dapat juga untuk memeriksa perubahan dari struktur jalan, serta cara kerja alat dari mesin coring.