Masjid Kagungan Wiji atau yang dikenal dengan Masjid Sabilurrosyad ini berlokasi di Kauman Wijirejo, Pandak, Bantul, DI Yogyakarta. Berada di tengah pemukiman warga, Masjid Sabilurrosyad yang memiliki luas tanah 336 m2 dengan luas bangunan 900 m2 ini tampak megah dengan halaman luas dan pagar keliling yang kokoh. Arsitektur khas Jawa, dengan atap bertumpang dan mustaka masjid dari tanah liat yang masih asli dari zaman Sunan Kalijaga.

Pada mulanya, masjid ini Bernama Masjid Kauman, karena saat berdirinya banyak ulama atau kaum yang tinggal di sekitaran masjid. Dalam sejarahnya, Masjid Sabilurrosyad dibangun oleh salah satu murid Sunan Kalijaga yang Bernama Panembahan Bodo. Beliau Bernama asli Raden Trenggana, Cucu Adipati Terung I di zaman akhir Majapahit. Ia dijuluki Panembahan Bodo yang berarti bodoh, karena menolak meneruskan tahta Kadipaten Terung dan memilih keluar dari istana dan mengembara. Dalam pengembaraannya itu, ia bertemu dengan Sunan Kalijaga dan diutus menyebarkan islam di kawasan selatan. Sunan Kalijaga kemudian menyuruhnya membangun masjid di tengah hutan pohon wijen. Diyakini, hutan itulah yang kini menjadi Dusun Kauman, dan masjid yang dibangun Panembahan Bodo tak lain adalah Masjid Sabilurrosyad.

Direncanakan untuk renovasi, bangunan Masjid Sabilurrosyad akan di pugar sehingga nantinya masjid tersebut akan sesuai dengan bangunan aslinya yang merupakan masjid Kagungan Dalem Kraton Yogyakarta. Saat ini, PT.JEC berkesempatan untuk merancang desain bangunan Masjid Sabilurrosyad. Dengan rencana renovasi cagar budaya ini diharapkan akan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara dengan cara merubah susunan kemasyarakatan dan kesenian setempat seperti hadroh, mocopat dan lain-lain.

Sumber :

https://www.tribratanewsbantul.id/2017/06/sarasehan-renovasi-masjid-kagungan.html?m=0

https://dkm.or.id/dkm/82564/masjid-sabilurrosyad-pandak-kab-bantul.html

https://www.cendananews.com/2016/06/masjid-sabilurrosyad-bantul-diyakini-warisan-zaman-sunan-kalijaga.html