Jalan Malioboro adalah kawasan wisata di pusat Kota Yogyakarta yang selalu ramai dengan para wisatawan dari dalam maupun luar kota. Tidak hanya terkenal sebagai ikon wisata di Yogyakarta, Malioboro juga terkenal dengan keunikan fasad bangunan pertokoannya.

Fasad merupakan komponen yang penting dalam bangunan pertokoan di Malioboro, karena elemen ini merupakan bagian yang pertama kali diapresiasi oleh orang awam. Bangunan-bangunan di jalan Malioboro berfungsi komersial yang melewati masa budaya Kolonial, Cina, dan Jawa (Suparwoko, et.all, 2010), sehingga pada fasad bangunan tercermin tidak jauh dari sentuhan arsitektur gaya Kolonial, Cina, dan Jawa.Malioboro menyimpan makna yang mendalam sebagai bagian dalam sumbu filosofis Yogyakarta yakni sebuah jalan atau garis membentang lurus yang menghubungkan Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Sebagai penghubung garis filosofis, Malioboro memiliki arti yakni sangkan paraning dumadi atau asal dan tujuan hidup.

Untuk menjaga kelestarian Malioboro, Pemda DIY berencana menata muka bangunan atau fasad Kawasan Malioboro agar kembali ke bentuk aslinya di masa lampau. Salah satunya melalui Project Malioboro yang saat ini sedang dirancang oleh PT.JEC. Dibantu oleh tenaga yang profesional, PT. JEC terus berupaya membuat perubahan yang lebih baik untuk kawasan Malioboro.

Sumber :

  • https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/01/27/510/1030432/perubahan-wajah-bangunan-malioboro-akan-dimulai-dari-kampung-ketandan
  • https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/12/IPLBI-2017-I-063-068-Tipomorfologi-Fasade-Bangunan-Pertokoan-di-Sepanjang-Ruas-Jalan-Malioboro-Yogyakarta.pdf
  • https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/03/07/120138478/sejarah-malioboro-jalan-yang-dihiasi-untaian-bunga?page=all